Bagaimana Bumi Bergeser

(1 ulasan pelanggan)

Rp150.000

Pada tahun 1940-an, Marie Tharp mulai memetakan dasar laut secara detail dan menemukan adanya barisan pegunungan panjang dan lembah bercelah di tengah punggung bukit Atlantik yang retak dan bergeser. Menurutnya, itu adalah pusat dari terjadinya banyak gempa bumi. Apakah dia berhasil membuktikan teorinya?

Buku tentang keajaiban ilmiah dengan pesan untuk tidak takut bermimpi, berpikir, dan berani bertindak Untuk para peneliti cilik umur 6 tahun ke atas

Stok habis

Deskripsi

ISBN : 978-623-7510-85-7
Penulis : Jan Leyssens
Ilustrator : Joachim Sneyers
Jenis Buku : Hardcover
Ukuran : 210 x 290 mm

Informasi Tambahan

Berat 0,5 kg

1 ulasan untuk Bagaimana Bumi Bergeser

  1. Christantiowati

    Saya sungguh kagum pada Jan Leyssens dan Joachim Sneyyers yang berhasil merangkum rentang panjang penelitian para pakar geografi, geologi, arkeologi, kelautan, penyelaman, hipotesis-diragukan-pembuktian dan mitos Barat tentang wanita yang sempat menghalangi keberadaan wanita peneliti di kapal ekspedisi ilmiah, menjadi picture story book, narrative non-fiction tentang pergeseran lempeng Bumi dalam 32 halaman saja.
    Ini kisah hikmah di balik resah Marie Tharp, asisten Bruce Heezen. Sementara Bruce pada 1943 berlayar keliling dunia mengamati muka dasar laut, mencari bangkai kapal dan pesawat dengan bantuan sonar, Marie jaga kantor untuk menerjemahkan hasil pengukuran Bruce menjadi peta dasar laut pertama di dunia.

    Saat menggambar, Marie menemukan pola di dasar tengah Samudra Atlantik. Sepertinya ada retakan. Marie teringat pada temuan Abraham Ortelius (1596), Alfted Wegener (1912) tentang kemungkinan lempeng Bumi yang awalnya bersatu kemudian mengalami Pergeseran Benua.

    Marie menggambar seluruh pegunungan dasar lautan dan menamakannya Punggung Tengah Atlantik. Ia membahas tentang teori Pergeseran Benua dengan Bruce Heezen dan pakar lain. Tiada yang percaya sampai Marie melihat peta beberapa lokasi gempa bumi susunan Howard Foester yang ternyata berada di Punggung Tengah Atlantik yang bergeser karena gempa bumi dan letusan gunung berapi di dasar laut dan daratan yang berpengaruh ke keduanya.

    Marie akhirnya berhasil meyakinkan Bruce Heezen pada 1957, tetapi hanya sedikit pakar lain yang percaya. Jacques Costeau sang penjelajah paling ternama pun tak percaya hingga menyusuri dengan Calypso, kapal selam riset berkamera bawah laut sepanjang retakan.

    Sungguh buku yang merangkum bahwa seeing is believing itu harga mati bagi pembuktian ilmiah. Wanita peneliti di Barat seperti Marie pun perlu menunggu sampai 1965 untuk bisa melakukan ekspedisi lautnya sendiri, tak cuma jago kandang.

    Ilham bagi para calon peneliti cilik bahwa suatu teori diakui benar saat ini sampai ditemukan kebenaran baru, mungkin oleh para pembaca buku ini 🙂

Tambahkan ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *